Saudaraku, kita memerlukan apa yang di
sebut dengan istiqomah. Istiqomah dalam dinnul islam ini. Karena kita
tidak bisa hanya beramal mungkin dalam jangka waktu tertentu saja,
tetapi harus tiap saat tiap waktu kita beristiqomah memegang sunnah,
melaksanakan perintah Allah dan Rosul Nya. Karena kita tahu bahwasannya
maut menjeput bisa kapan saja. Lantas apakah kita mau mati dengan su’ul
khotimah? Tentu tidak saudaraku, pastilah husnul khotimah yang kita
inginkan.
Nah ini sedikit tips agar kita bisa beristiqomah di jalan Allah Azza wa Jalla :
1. Mengikhlaskan niat saat melakukan amalan-amalan ketaatan
Inilah pintu utama, yaitu pintu yang
dapat mengantarkan seseorang untuk dapat istiqamah dalam hidupnya
sehingga ia dapat berjumpa dengan Allah dalam keadaan bahagia.
Allah berfirman (yang artinya):
“Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan
janganlah ia mempersekutukan Tuhannya dengan seorangpun dalam melakukan
ibadah kepada-Nya”. (Al-Kahfi: 110)
Hendaklah seseorang membersihkan hatinya
dari sifat ingin dipuji atau tujuan-tijuan duniawi saat melakukan
amalan-amalan ketaatan kepada-Nya (riya’ dan sum’ah). Mungkin kita
dapatkan orang yang saat berkunjung dan menginap di rumah temannya, ia
begitu semangat dalam membaca Al-Qur’an, qiyamul lail dan amalan-amalan
ketaatan lainnya Namun ketika ia kembali ke rumahnya, entah mengapa
bacaan Al-Qur’an tidak terdengar lagi dari bibirnya, demikian pula tidak
terdengar lagi percikan air wudhu di sepertiga malam yang terakhir di
rumahnya. Ia telah meninggalkan amalannya. Ia tidak dapat istiqamah
dalam menjalankan amalan-amalan ketaatan. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Hendaklah orang tersebut mengintrospeksi dirinya, yaitu apakah saat ia
membaca Al-Qur’an dan melakukan qiyamul lail betul-betul murni untuk
Allah ataukah ada niatan-niatan lain di balik ibadahnya? Hanya Allah
kemudian dirinyalah yang tahu bisikan hatinya. Dalam suatu hadist
disebutkan :
“Sesungguhnya ada salah seorang di
antara kalian yang ia beramal dengan amalan penduduk surga sampai-sampai
jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal satu jengkal, akan
tetapi taqdir telah mendahuluinya sehingga iapun beramal dengan amalan
penduduk neraka, akhirnya iapun masuk ke dalam neraka.” (HR. Muslim no 4781)
Orang ini adalah orang yang sangat
merugi, setiap harinya ia beramal dengan amalan ketaatan akan tetapi
menjelang ajalnya ia tutup amalnya dengan keburukan dan ia pun menjadi
penghuni neraka. Wal iyadzubillah.
Orang ini tidak istiqamah dalam
menjalankan amalan-amalan ketaatan sampai akhir hayatnya. Tatkala ia
beramal, niatnya bukan untuk Allah akan tetapi telah tercampuri dengan
tujuan-tujuan lain walaupun manusia melihatnya sebagai sebuah amalan
ketaatan. Namun Allah yang mengetahui isi hati para hamba-Nya tidak
meridhai amalannya tersebut dan akhirnya Allah tutup amalannya dengan
amalan penduduk neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda
“Sesungguhnya ada orang yang beramal
dengan amalan penduduk surga sesuai yang tampak/terlihat oleh manusia,
padahal ia adalah termasuk penduduk neraka.” (HR.Bukhori, no 3885)
Jadi harus senantiasa mengoreksi,
memperbarui da menjaga niat amalan kita agar selalu hanya dan hanya
untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2. Berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan
Saudaraku, do’a adalah senjata seorang
muslim yang paling ampuh. Oleh karena itu hendaklah seorang muslim
banyak berdo’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan.Dai antara do’a
yang paling sering dibaca oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
adalah :
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku untuk selalu berada di atas agama-Mu” (HR. Tirmidzi, no 2066. Ia berkata: “Hadits Hasan”)
Rosululloh yang dijamin Allah
masuk surga masih berdoa meminta perlindungan Allah, apalagi kita yang
iman nya sangat sangat tipis dan labil.
3. Menanamkan keyakinan dan mengingat-ingat tentang balasan yang akan diraih bagi orang yang istiqamah
Istiqamah adalah perkara yang membutuhkan
perjuangan besar, tentunya orang yang dapat istiqamah akan mendapatkan
balasan yang besar sebagai balasan atas usaha yang dilakukannya. Allah
berfirman (yang artinya):
“Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah,
maka mereka akan dibebaskan dari rasa takut dan kesedihan. Mereka itulah
penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas
apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-Ahqof: 13-14)
Orang yang beriman dan memegang
teguh keimanannya, kemudian ia istiqamah dalam melakukan amalan-amalan
ketaatan sebagai konsekuensi dari keimanannya, maka ia akan mendapatkan
pahala yang besar berupa rasa aman di tiga kehidupan yaitu kehidupan
dunia, alam kubur dan kehidupan akherat. Allahpun akan
memasukkannya ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan ia kekal
di dalamnya. Apakah ada di antara kita yang enggan untuk menolak pahala
yang besar ini? Ada yg tidak tertarik?
4. Memilih teman yang baik
Sudah sering kita dengar hadits yang
masyhur dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang gambaran
teman yang baik dan teman yang buruk, dimana beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengumpamakan teman yang baik sebagai penjual minyak wangi dan
teman yang buruk sebagai tukang pandai besi. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda
“ Permisalan teman yang baik dan
teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai
besi. Tentang si penjual minyak wangi, kalau engkau tidak membeli minyak
wanginya maka engkau akan medapatkan bau wanginya. Adapun tentang si
tukang pandau besi, kalau engkau atau bajumu tidak terbakar maka engaku
akan mendapatkan bau yang tidak enak.” (HR. Bukhori, no 1959)
Teman yang baik akan membantu kita untuk
dapat istiqamah di jalan Allah, namun sebaliknya teman yang buruk akan
menggelincirkan kita dari jalan istiqamah dan bahkan justru dapat
mencelakakan kita. Kalau kita ingat sejarah nabawiyah, paman Rosululloh,
Abu Thalib, yang di akhir hayatnya enggan mengucapkan syahadat, karena
apa? Karena teman yang buruk saudaraku. Abu Jahal dan Abdullah bin Abi
Umayyah bin Mughirah di samping nya selalu menimpali perkataan
Rosululloh, mereka mengingatkan terus tentang agama leluhurnya, dan
akhirnya teman yang buruk tersebut menjadi sebab kehancuran dirinya.
5. Banyak membaca sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang shalih.
Berdasarkan realita, seseorang akan
banyak terpengaruh oleh perkara-perkara yang sering dilihat dan
didengarnya. Ketika seseorang menjadikan cemilan sehari-harinya adalah
gosip para artis dan kehidupan glamour mereka, maka sadar atau tidak
sadar perilaku para artis tersebut akan banyak membekas dan mempengaruhi
gaya hidupnya. Hidup gak mau repot, serba instan serta “yang penting
gue senang” ibarat telah menjadi icon khusus bagi mereka. Orang-orang
seperti ini sangat susah diharapkan untuk istiqamah di jalan ketaatan.
Boro-boro untuk istiqamah di jalan ketaatan, untuk menjalankan
amalan-amalan ketaatan saja mungkin terasa berat bagi jiwa mereka.
Menuntut ilmu syar’I, shalat berjama’ah, menundukkan pandangan terhadap
lawan jenis, berhias diri dengan sifat qana’ah, sabar dalam menghadapi
cobaan hidup adalah merupakan contoh-contoh amalan ketaatan yang
kedengarannya amat mustahil bagi orang-orang yang berpaham artisme
(bergaya hidup seperti artis) seperti ini, kecuali orang-orang yang
dirahmati Allah.
Ketika seseorang ditimpa futur sindrom
(penyakit melemahnya iman yang merupakan musuh dari istiqamah) sehingga
terasa malas baginya untuk menjalankan qiyamul lail, maka saat ia
membaca perjalanan hidup Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
ternyata didapatkan bahwa beliau adalah orang yang rajin dalam
menjalankan qiyamul lail hingga bengkak kakinya. Ketika seseorang
merasakan jiwanya malas untuk berdzikir dan berat untuk banyak memohon
ampun kepada Allah, maka saat ia membaca perjalanan hidup Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam ternyata didapatkan bahwa beliau adalah
orang yang beristighfar dan bertaubat kepada Allah sebanyak seratus kali
dalam sehari. Dan siroh2 yang lain.
Inilah beberapa perkara yang dapat
membantu seorang hamba untuk dapat istiqamah di jalan Allah,
mudah-mudahan bermanfaat. Semangat saudaraku untuk menggapai cinta dan
surga Nya, dan terhindar dari siksa neraka Nya.
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu.
Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia)”. ( Ali-Imran: 8 )
link rujukan
link rujukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar